HUBUNGAN
ANTARA PRIBADI DAN MASYARAKAT :
KESINAMBUNGAN
DALAM PERUBAHAN
Masihkah kebijakan kejawen
berlaku pada pengalaman hidup yang berlangsung sekarang? Pemikiran kejawen bila diidentifikasi berdasar
orientasi kognitif, akan berubah secara lambat dan terus menerangkan masa kini
untuk waktu yang panjang. Hal ini merupakan beban kultural yang membentuk
penafsiran dan rasionalisasi dari pengalaman lama dan baru. Orientasi kognitif
itu mencerminkan dunia orang tua, yakni gagasan yang menerangkan tatanan
hubungan sosial, etika, gaya, dan akal sehat. Gagasan ini tampak berbeda dengan
perubahan yang terjadi sekarang dalam hal pengalaman dan gaya. Tetapi apakah
perubahan-perubahan ini juga menghasilkan perubahan-perubahan mendasar dalam
hal hubungan antara pribadi dan masyarakat?
Gagasan
inti dari pemikiran kejawen
Gagasan inti yang menerangkan tentang hubungan antara
manusia, dunia, dan kosmos ialah gagasan mengenai kesatuan eksistensi. Kesatuan
itu dipahami sebagai suatu keseluruhan yang terkoordinasi yang tunduk pada
hukum kosmis yang tak terelakkan. Tatanan ini mengarah ke gagasan bahwa orang
harus menerima dan menghormatinya. Hidup dengan orang lain mengarah ke suatu
tuntutan penuh atas penampilan keluar seseorang karena penampilan itu membantu
memperkuat kesempatan seseorang untuk menempuh kehidupan yang tenang. Akan
tetapi, tak jarang terdapat seseorang yang kehidupannya tertutup dan
menghindari hubungan dengan orang lain.
Sebagai orang Jawa yang baik, kita harus rajin dalam
hidup bersosial, karena pada hakikatnya manusia hidup itu membutuhkan orang
lain. Orang yang tidak menutup diri dalam kehidupan sosialnya, akan mudah
mendapatkan bantuan dari orang lain di saat membutuhkan. Demikian sebaliknya
orang yang selalu menutup diri dalam masyarakat.
Perubahan
Saat ini, tatanan masyarakat telah berubah dari tatanan
patrimonial yang berpusatkan pada kedudukan orang, menjadi tatanan kelembagaan
yang renggang yang tak lagi bisa dipahami dalam batas pandangan-pandangan dunia
orang tua. Kekuasaan telah menggantikan status dan orang mulai meragukan rasa
malu (isin) yang dipertentangkan
dengan relevansi rasa takut dan sungkan.
Kita sebagai generasi muda, hendaknya tetap menjaga keselarasan
tatanan yang tetap berasaskan moral dan tetap menjaga solidaritas. Memahami makna
budaya malu dan sungkan terhadap orang lain harus tetap kita pertahankan karena
hal tersebut merupakan ciri khas orang Jawa.
Penilaian
pribadi mengenai pengalaman
Penilaian yang sering menjadi bahan pembicaraan pasti selalu mengenai perbuatan dan
keadaan yang dinyatakan dengan dengan kata slamet-tentrem.
Penting bagi setiap orang untuk menjadi terpandang, kecukupan ekonomi, dan
tidak menjadi bahan pembicaraan orang banyak karena hal itu menjadikan
seseorang kerasan dengan dirinya.orang menghindari perselisihan untuk
mendapatkan hidup yang damai karena suatu ketenangan merupakan idaman dalam
hidup sosial.
Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita agar
kita merasa terlindungi. Tapi kita jangan sampai terlalu tergantung pada
mereka. Kita harus mengurus diri kita sendiri, untuk berkecukupan, dan untuk
berdiri di atas kaki kita sendiri.
Pribadi
dan masyarakat dalam perspektif yang lebih luas
Dipandang dari sudut kognitif, individualitas seseorang
bukan merupakan sebagian masyarakat, melainkan satu kesatuan yang berdiri
berdampingan. Artinya, kehidupan pribadi seseorang merupakan urusan pribadi
yang tidak ada kaitannya dengan masyarakat. Mereka yang menikmati posisi yang
secara ekonomis menyenangkan, cenderung untuk menyesuaikan diri dengan
kekuasaan dan status yang baru diperolehnya. Dengan melupakan asal-usul mereka
yang rendah, mereka cenderung bersikap acuh terhadap orang miskin. Kebanyakan
orang pemisahan pribadi dari kehidupan sosialnya tak lagi berdasarkan
kebijaksaaan kejawen, tapi oleh
kemiskinan, oportunisme, ketakutan, dan sikap masa bodoh.
Apabila kepemimpinan di negara kita seperti itu, apa
jadinya bangsa Indonesia ke depan?? Apakah kita harus selalu tunduk dengan
penjajahan secara halus oleh para penggede
? Sebagai generasi muda yang berilmu dan berakhlak, kita harus mampu
menghapus arogansi seperti sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar